Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah salah satu spesies terlangka di dunia dengan perkiraan jumlah populasi tak lebih dari 50 ekor di Di Taman Nasional Ujung Kulon ,
Badak Jawa juga termasuk lima spesies badak paling langka yang ada di
dunia dan masuk dalam Daftar Merah badan konservasi dunia IUCN, yaitu
dalam kategori sangat terancam atau critically endangered.
Sejak tahun 1962, WWF telah memulai penelitian terhadap populasi Badak Jawa di Ujung Kulon dengan dukungan ahli Profesor Rudolph Schenkel. Saat ini penelitian tentang Badak Jawa masih terus dilakukan dan diarahkan untuk memperoleh informasi penting tentang pola perilaku, distribusi, migrasi, populasi, sex ratio, dan keragaman genetik.
Sejak tahun 1962, WWF telah memulai penelitian terhadap populasi Badak Jawa di Ujung Kulon dengan dukungan ahli Profesor Rudolph Schenkel. Saat ini penelitian tentang Badak Jawa masih terus dilakukan dan diarahkan untuk memperoleh informasi penting tentang pola perilaku, distribusi, migrasi, populasi, sex ratio, dan keragaman genetik.
Selain dari penelitian dan dukungan terhadap patroli anti perburuan Badak Jawa , WWF-Indonesia di Taman Nasional Ujung Kulon juga memfokuskan kegiatannya pada upaya manajemen habitat dengan harapan habitat yang terjaga akan dapat mempertahankan populasi yang tersisa. Upaya-upaya ini termasuk menurunkan ancaman kegiatan illegal seperti perambahan dan perburuan, mengurangi tumbuhnya spesies tumbuhan pengganggu seperti Arenga spp dan berbagai jenis lainnya, mengurangi risiko kompetisi lahan antara badak dengan banteng (Bos javanicus), serta mengurangi risiko penyebaran penyakit, serta meningkatkan ketersediaan tumbuhan pakan badak.
Ciri-ciri Fisik Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
- Umumnya memiliki warna tubuh abu-abu kehitam-hitaman.
- Hanya memiliki satu cula, dengan panjang sekitar 25 cm namun ada kemungkinan tidak tumbuh atau sangat kecil sekali pada betina.
- Berat badan seekor Badak Jawa dapat mencapai 900 - 2300 kg dengan panjang tubuh sekitar 2 - 4 m.
- Tingginya bisa mencapai hampir 1,7 m.
- Kulitnya memiliki semacam lipatan sehingga tampak seperti memakai tameng baja.
- Memiliki rupa mirip dengan badak India namun tubuh dan kepalanya lebih kecil dengan jumlah lipatan lebih sedikit.
- Bibir atas lebih menonjol sehingga bisa digunakan untuk meraih makanan dan memasukannya ke dalam mulut.
- Badak termasuk jenis pemalu dan soliter (penyendiri).
0 komentar:
Posting Komentar